Bulan sudah sekitar 4,5 miliar tahun mengelilingi bumi sebagai kawan setia. Sebagai bulan,- ada planet-planet lain yang juga mempunyai bulan-bulan, misalnya Yupiter 4 bulan besar dan banyak bulan kecil,- bulan kita agak besar dan mempunyai beberapa kekhususan. Selain dari pada agak besar untuk sebuah bulan, dia juga tidak mengelilingi bumi di ketinggian khatulistiwa bumi, seperti semestinya menurut hukum gravitasi, melainkan di ketinggian ekliptika (= jalan bumi keliling matahari di waktu satu tahun yang 23027“ dicondongkan dari khatulistiwa (Ekliptika nampak bagi kita sebagai jalur matahari dan planet-planet lain keliling bumi di waktu satu tahun. Maka dulu bulan bersama dengan matahari, Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus dihitung sebagai ke-7 planet (dan ke-7 hari satu pekan disebut menurut ke-7 planet: Sunday, Monday . . . Saturday)), sedangkan bumi dilihat sebagai pusat edaran ke-7 „planet“ itu.
Peredaran
bulan keliling bumi tidak merupakan elips panjang, seperti perjalanan
bulan-bulan lain mengelilingi planet mereka, melainkan merupakan hampir suatu
lingkaran (persis jaraknya dari bumi 356.400
km s/d 406.700 km). Besarnya bulan ¼ dari bumi, tetapi daya tariknya hanya 1/6.
Akibatnya: bila kita melompat 1m tinggi di bumi, dengan tenaga yang sama kita meraih
6 m di bulan. Padatnya materi di bulan
hanya 60%, dibandingkan dengan padatnya materi bumi. Berarti 1 cm3
bahan bumi rata-rata 5,5 gr, sedangkan di bulan hanya 3,3 gr. Ini disebabkan,
inti atau biji bumi terdiri dari besi berat, sedangkan bulan hampir tidak
mempunyai pusat besi. Berarti
padatnya materi bulan sama dengan padatnya kerak bumi (lapisan atas). Ada tiga
teori tentang asal-usul bulan dan ketiganya dapat diringkaskan sebagai berikut.
Teori pertama
Teori ini berasal dari Charles Robert Darwin (1809-1882)
yang kita kenal dari teori evolusi. Beliau berpendapat bahwa bulan keluar dari
bumi berkat rotasi bumi. Tempat dia keluar, yaitu Samudera Pasifik, lautan
terbesar. Bahwa materi bulan kurang padat dibandingkan dengan padatnya materi
bumi, diterangkan oleh Darwin dengan mengatakan, bahwa bulan tidak keluar dari
daerah besi di pusat bumi, melainkan dari kerak
bumi (lapisan atas yang tidak begitu padat).
Namun teori Darwin
tidak bisa dipertahankan. Ruang lautan Pasifik terlalu kecil
dibandingkan dengan besarnya bulan. Juga bulan semestinya beredar di tingginya
khatulistiwa bumi. Selain itu, seandainya sebelum 4,6 miliar tahun bulan keluar
dari bumi, maka bumi semestinya waktu itu empat kali lebih cepat berotasi.
Tetapi waktu itu bumi masih dalam keadaan cairan panas dan pasti pecah menjadi
banyak bagian. Padahal kecepatan rotasi satu benda di angkasa hampir tetap
sama. Kejadian samudera Pasifik kini diterangkan dengan pergerakan lempeng-lempeng,
lapisan di bagian atas bumi, khususnya di awal masa pendinginan bumi.
Teori kedua
Mengingat bahwa kedua benda, bumi dan bulan, mempunyai
sebagian besar materi yang sama, mengizinkan mengatakan, bahwa kedua benda
dijadikan dalam waktu yang sama dari materi yang waktu itu cukup banyak berada
di tempat di mana sekarang berkisar sistem matahari/tata surya. Materi-materi
sebagai nebula (=kabut; terdiri dari
awan gas dan debu yang kadang-kadang puluhan dan ribuan tahun cahaya lebarnya, berbondong-bondong
terbang di angkasa raya dan makin lama membentuk matahari-matahari
(bintang-bintang) dan planet-planet berkat daya gravitasi. Proses ini sampai
sekarang terus-menerus terjadi, sehingga tetap matahari-matahari dan
planet-planet lahir, seperti bisa disaksikan di rasi bintang Orion. Tetapi
terbalik juga, tetap ada bintang yang tenaganya (bahan bakar) habis, sehingga
mengalami eksplosi (letusan) dan sekaligus implosi (lawan dari eksplosi,
seperti dulu bola lampu yang pecah). Bahan yang dibuang ke angkasa karena
eksplosi itu menjadi lagi nebula dan bahan
bintang baru, sedangkan berkat implosi sebagian materi menjadi bintang gelap dengan
padat materinya 1 cm3 ribuan ton beratnya atau menjadi lobang hitam (black hole).
Dengan kata lain, menurut teori itu, bumi dan bulan dibentuk
pada waktu yang sama sebagai dua planet: bumi dan bulan. Bumi yang daya
gravitasinya 6 kali lipat besar dari pada gravitasi bulan, menangkap bulan
menjadi satelitnya atau bulannya.
Ada berberapa hal yang tidak mendukung teori ini.
Misalnya angka tinggi rotasi tidak bisa diterangkan dengan teori ini, juga
bahwa bumi mempunyai pusat besi yang besar, sedangkan bulan tidak, dan beberapa
hal lain. Maka teori ini juga tidak bisa dipertahankan.
Teori ketiga
Sekitar tahun 1975 seorang ahli bintang (astronom)
bernama Alastair Graham Walter Cameron dari Kanada mengucapkan teori baru yang
kiranya cukup bahkan lengkap menerangkan kejadian bulan kita. Menurut teori ini
tidak lama sesudah bumi dibentuk (kira-kira hanya saratus juta tahun, waktu
bumi masih dalam keadaan cairan yang berbara, sebuah planetoid (planet kecil) yang
cukup besar (sekitar 1/10 dari Mars) tabrak dengan bumi yang belum mengeras,
tetapi tidak langsung dari atas, melainkan
dari samping sebagai tembakan sipi. Tabrakan ini begitu dahsyat, bahwa sebagian
dari mantol bumi dibuang ke angkasa sebagai awan puing, dan puing-puing itu
jatuh kembali ke bumi dan sebagian besar bergabung dengan planetoid tersebut,
yang akhirnya menjadi kawan bumi dan disebut Bulan. Sebagai planetoid dia
disebut dalam ilmu astronomi Theia,
berarti yang ilahi (feminin) atau yang dikirim dari Allah. Bahan berat atau
besi benda itu ditahan oleh bumi dan dalam jangka satu jam masuk ke inti bumi
dan melebur dengan besi bumi.
Dari mana planetoid itu?
Kini diketahui, bahwa dalam stadium dini (awal) tata surya di antara
Yupiter dan matahari ada beberapa lusin planetoid raksasa berkeliaran. Berkat
kolisi (penarikan bahan materi di sekitarnya) kemudian planet-planet Mars,
Bumi, Venus dan Merkurius dibentuk. Sebagai planetoid tinggal Ceres, Vesta, Pallas
dll.
Peristiwa dahsyat itu menyebabkan leburan logam ringan
dan ke-tidak-hadiran biji besi di Bulan, tetapi juga menyebabkan miringnya poros
bumi 24027“. Miringnya poros bumi lagi menyebakan ke-4 musim di
daerah di luar daerah tropis dan memungkinkan juga kehadiran kehidupan. Juga
rotasi bumi yang relatif cepat, hampir 30 km per tetik. dengan ini bisa
diterangkan dan beberapa hal lain juga.
Karena peristiwa dahsyat itu, Bulan seluruhnya lebih lama
panas. Dan karena di bulan atmosfir tidak dibentuk, maka benda-benda dari
angkasa (meteor dan meteriorid yang tetap berjatuhan) telah sangat kuat melukai
permukaan bulan, sehingga pemukaannya nampak penuh dengan lautan lahar dingin,
seperti kita bisa melihat dari bumi. (Bumi dilindungi oleh atmosfir dari
kejatuhan meteor setiap waktu).
Ketika manusia muncul di bumi, bulan masih hanya setengah
jauh jaraknya dari bumi. Tetapi karena daya tariknya (gravitasinya) menyebabkan
pasang - surut lautan di bumi, justru energi itu mempengaruhi Bulan sedemikian
rupa, bahwa setiap tahun bulan menjauh 4 cm.
Teori tentang Theia mudah menjawab hampir semua pertanyaan tentang kejadian bulan. Hampir! Masih ada beberapa pertanyaan kecil. Untuk dapat penjelasan terakhir, NASA sudah mengirim dua pesawat tak berawak untuk mengilingi bulan demi memeriksa medan gravitasinya. Dan untuk tahun 2020 ini direncanakan kunjungan bulan yang kedua. Sekitar 50 ahli menyiapkan misi itu. Semoga sukses.
(Tulisan ini disadur dari beberapa artikel di Kosmos-Himmelsjahr - Majalah Antariksa Jerman)
Wow, keren pembahasannya pak.Sangat memperkaya ilmu pengetahuan. Tetapi sekali lagi, apa pun yg ada, di bumi maupun luar angkasa, sllu tidak searah dgn sejarah penciptaan yg dilakukan olh Tuhan Allah. Seandainya ada teori yg membahas searah dgn itu, mungkin nggak ya pak?
BalasHapusWaduh ... tidak selalu searah ya? Tetapi tidak searah bukan berarti berbeda kan, Ibu? Bisa jadi cara dan arah yang ditempuh berbeda, tetapi substansi dan tujuan sama.
HapusTetapi jika ada waktu kita coba buat yang membahas tentang "ketidaksearahan" ini.
Hahaha.. Ok pak.
Hapus