Pendahuluan
Tulisan
ini bermula dari mimpi yang saya alami dua hari yang lalu. Mimpi itu sangat
jelas sampai-sampai saya menceritakan kepada beberapa rekan kerja saya, yang pada
akhirnya membawa kami pada diskusi tentang makna mimpi dan berakhir dengan
nomor togel. Memang mimpi saya berisi angka 50. Singkatnya begini: saya menerima
uang dari seseorang berupa dua lembar uang EUR (Uang Eropa) dengan nominal
50.000. Satu lembar uang tampak robek dan hanya menyisakan angka 50 di salah
satu sisinya. Dan lembaran yang satu masih utuh. (Meskipun saya tahu bahwa
tidak ada EUR dengan nominal 50.000).
Karena
begitu penasaran dengan arti mimpi itu, pagi ini salah satu rekan mencoba memastikan
apakah nomor itu keluar untuk togel. Dan ternyata angka yang keluar untuk togel
Hongkong 0350. Artinya jika saja kami adalah pemain togel maka kami memenangkan
angka 50 dan mendapatkan imbalan tergantung nilai deposit sebelumnya.
Kendati
demikian tulisan ini tidak mengarahkan diri untuk membahas togel dan juga tidak
bermaksud untuk mengajak para pembaca untuk bermain togel. Karena togel
merupakan judi dan merupakan pelanggaran pidana yang tidak termasuk delik
aduan, artinya polisi bisa bertindak tanpa menunggu ada pengaduan dari
masyarakat. Tentu togel harus kita perangi bersama-sama. Oleh karena itu
berikut ini saya mencoba merangkum dari berbagai sumber apa dan bagaimana mimpi
itu dari sudut pendang ilmiah, alkitab dan budaya.
Mimpi
dalam sudut pandang Ilmiah
Sudah
lama sekali mimpi menjadi salah satu bidang kajian yang sangat menarik,
sampai-sampai melahirkan disiplin ilmu tersendiri yang mempelajari tentang
mimpi bernama oneirologi. Meski demikian para peliti belum mendapat kata sepakat
mengenai tujuan mimpi itu, ada yang mengatakan bahwa mimpi memiliki tujuan
khusus tetapi sebagian juga mengatakan bahwa mimpi tidak memiliki tujuan
tersendiri. Tetapi bagi para penggemar Sigmund Freud sangat setuju dengan makna
penglihatan dalam mimpi merupakan penampakan dari hasrat dan emosi yang terselubung.
Meski
demikian secara umum dipahami bahwa mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang
melihatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan dan indera lainnya dalam
tidur. Pada umumnya apa yang terjadi dalam mimpi hampir mustahil terjadi dalam
dunia nyata dan berada di luar kendali atau kuasa si pemimpi. Untuk lebih
memahami mengenai mimpi berikut saya rangkum 3 (tiga) teori umum mengenai
mimpi:
1. Psycoanalytic
Theory of Dreams
Teori ini diprakarsai oleh Sigmund Freud. Teori ini menjelaskan bahwa mimpi merupakan bentuk perwakilan dari keinginan, pikiran dan motivasi yang tidak disadari. Menurut pandangan psikoanalitik Freud tentang kepribadian, mengatakan bahwa seseorang didorong oleh naluri agresif dan seksual yang ditekan dari kesadaran, sementara pikiran-pikiran ini tidak terungkapkan secara sadar. Selain itu Sigmund Freud menggambarkan dua komponen mimpi yang berbeda yakni konten manifes dan konten laten. Konten manifes terdiri dari gambar, pikiran dan konten actual yang terkandung dalam mimpi sedangkan konten laten mewakili makna psikologis tersembunyi dari mimpi tersebut.
2. Activation
– Synthesis Model of Dreaming
Teori ini pertama sekali diusulkan oleh John Allan Hobson (1933 – 2021) dan Robert McClarley pada tahun 1977. Menurut teori ini, sirkuit pada otak diaktifkan selama tidur REM (Rapid Eye Movement), yang ditandai dengan pernapasan menjadi lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal. Selain itu, mata bergerak ke segala arah dengan sangat cepat, seperti gelisah. Lalu, aktivitas otak dan detak jantung meningkat, tekanan darah naik dan pada pria mengembangkan ereksi. Ketika otak diaktifkan pada masa ini otak mensistesis dan menafsirkan aktivitas internal ini dan berupaya meneruskan makna sinyal ini yang akhirnya menghasilkan mimpi. Model ini menunjukkan bahwa mimpi merupakan interpretasi subjektif dari sinyal yang dihasilkan oleh otak selama tidur
3. Information
– Processing Theories
Teori ini mengatakan bawa tidur
memungkinkan manusia menghimpiun dan memproses semua informasi yang telah
dikumpulkan pada hari sebelumnya. Beberapa ahli mimpi mengatakan bahwa bermimpi
hanyalah produk sampingan atau bahwakan bagian aktif pemrosesan informasi.
Ketika manusia berurusan dengan banyak informasi dan kenangan dari siang hari,
pikiran yang tertidur menciptakan gambar, kesan dan narasi untuk mengelola
semua aktifitas yang terjadi di dalam kepala ketika manusia tertidur.
Mimpi
dari sudut pandang Teologis- Alkitabiah
Dalam alkitab
sering kali dikisahkan bahwa mimpi merupakan salah satu cara Allah menyampaikan
pesan kepada umat-Nya. Terutama dalam Kitab Suci Perjanjian Lama banyak
peristiwa-peristiwa penting disampaikan oleh Allah melalui mimpi kepada orang
atau tokoh tertentu. Dan mimpi tidak diragukan sebagai pesan yang disampaikan
oleh Allah kepada umat-Nya. Dalam Yeremia 23:8 dikatakan bahwa “Nabi yang bermimpi,
biarlah dia menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah
menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut paut jerami dengan
gandum? Demikianlah firman Tuhan”. Mimpi adalah penglihatan-penglihatan pada
waktu sedang tidur (Daniel 2:28).
Selanjutnya
Tuhan berfirman: Dengarlah firman-Ku ini, jika di antara kamu ada seorang nabi,
maka Aku Tuhan, menyatakan diriku kepadanya dalam penglihatan; Aku berbicara dengan
dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap
rumah-Ku (Bilangan 12:6-7). Meskipun demikian dalam Yeremia 29 umat Allah
diperingatkan akan mimpi-mimpi palsu dari para tukang tenung. Sungguh,
beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan
oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu, dan oleh-juru-juru tenungmu, dan
janganlah kamu dengan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan! Sebab mereka bermimpi
palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman
Tuhan (Yer 29:8-9).
Itu artinya
meskipun Alkitab sendiri menyaksikan mimpi sebagai salah satu cara Allah
berkomunikasi kepada umat manusia, namun tidak semua mimpi berasal dari Allah.
Karena banyak nabi-nabi palsu yang menyampaikan mimpi-mimpi dusta dan
berpura-pura bermimpi untuk tujuan dan kepentingan diri mereka sendiri.
Sejauh
catatan Alkitab dilihat dari segi sumbernya digolongkan menjadi:
1. Mimpi
berasal Alam pikiran atau kesibukan sendiri. Pengkhotbah 5:2
2. Mimpi
berasal dari juru tenung / kuasa jahat. Yeremia 29:8
3. Mimpi
berasal dari Tuhan Ayub 33:15
Tentu
untuk memastikan apakah mimpi itu berasal dari Tuhan, maka Alkitab memberi
beberapa petunjuk agar manusia yakin bahwa mimpi itu sungguh berasal dari Tuhan
sendiri, antara lain:
1. Harus
selaras dengan pengajaran Firman TUHAN (bdk. 2 Timotius. 3:16-17; 2 Petrus.
1:20-21)
2. Kesaksian
batiniah, yang meyakinkan kita untuk dapat membedakan apakah Roh Kudus
meneguhkan roh kita bahwa mimpi atau penglihatan itu berasal dari Tuhan (bdk. Roma
8:16; Kolose. 3:15; Filipi 4:7)
3. Mimpi
itu tergenapi, jika penglihatan atau mimpi tersebut berbicara tentang sesuatu
yang akan terjadi di masa depan (bdk. Ulangan 18:21-22).
4. Harus
memotivasi manusia untuk taat pada Firman TUHAN dan lebih mengasihi TUHAN,
Allah pencipta langit dan bumi (bdk. Ulangan 13:1-4).
Catatan
Alkitab menegaskan bahwa jika seseorang mendapatkan mimpi dari Tuhan, Tuhan
selalu membuat makna dari mimpi itu jelas, baik secara langsung kepada orang
itu, melalui malaikat, atau melalui seorang utusan (Kejadian 40:5-11; Daniel
2:45; 4:19). Ketika Tuhan berbicara kepada manusia, Dia akan memastikan bahwa
berita-Nya dimengerti dengan jelas. Tuhan terkadang untuk menyampaikan sesuatu
yang bersifat perintah, teguran atau sesuatu yang diterjadi di masa depan lewat
mimpi. Sementara mimpi yang berasal dari roh jahat atau juru tenung jangan didengarkan
apalagi diikuti. Demikian dengan mimpi yang berasal dari pikiran sendiri atau
kesibukan sehingga terbawa ke dalam mimpi tidak perlu dipikirkan atau
dicari-cari artinya. Sering hanya bersifat ilusi atau khayalan saja.
Mimpi
dari sudut pandang Budaya
Dilihat
dari perspektif budaya, mimpi dapat diartikan bermacam-macam dan sangat
dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan tertentu. Setiap suku bangsa dan etnis
mempunyai tafsir dan pengertiannya sendiri-sendiri tentang mimpi. Di Nias
misalnya dipercaya bahwa mimpi selalu memberi pesan terbalik dengan apa yang
terjadi di dunia nyata. Contohnya jika dalam mimpi kita menggunakan baju yang
indah, baju pesta, maka biasanya dianggap sebagai pertanda bahwa orang yang
nampak dalam mimpi itu akan sakit atau mengalami hal-hal buruk. Meskipun tidak
selalu berpandangan sama, namun secara umum masyarakat Nias menganggap mimpi bukan
hanya sekedar bunga-bunga tidur, melainkan bisa memiliki makna atau pesan
kepada orang atau si pemimpi.
Atau
misalnya di Jawa, secara umum ditafsirkan, bahwa mimpi adalah hiasan orang
tidur. Menurut Darminta, SJ yang dikuti dalam Majalah Misteri Edisi 550/2013, mimpi
dibagi dalam tiga pembagian waktu, yakni Titi Oni, adalah mimpinya orang tidur
di waktu anatara pukul 21-24.00 WIB dan dinggap tidak bermakna sama sekali, karena
hanya sekedar hiasan tidur. Berikutnya Gondo Ony terjadi antara waktu antara
pukul 24.00 – 03.00. Mimpi pada jam-jam ini menunjukkan pada kualitas kejiwaan
kita dalam mengarungi kehidupan, menyingkapkan apa yang tersembunyi di dalam
diri kita agar dapat diketahui, diterima, dan kemudian diolah. Jika diketahui
sebagai gangguan dalam kehidupan anda sehari-hari hendaknya segera dapat
disingkirkan. Namun sebaliknya jika dirasakan hal itu sebagai dukungan bagi
kehidupan anda, sebaiknya diterapkan dalam kehidupan selanjutnya. Yang terakhir
adalah Puspa Tajam terjadi antara pukul 03.00 – 06.00. Mimpi pada jam ini dianggap
dan diyakini ada keterlibatan Allah untuk memberi pesan, dan pemimpi ditantang
untuk dapat mengenal suara, ajakan dan pesan kehadiran-Nya.
Penutup
Entah
mimpi itu hanya sekedar bunga-bunga tidur atau mengandung makna terselubung
yang disampaikan oleh Allah atau alam kepada pemimpi, yang jelas tidak ada
orang yang tidak pernah bermimpi, kecuali orang itu tidak pernah tertidur.
Semua kembali kepada pemimpi apakah meyakini mimpi itu sebagai bunga-bunga tidur atau meyakini bahwa ada pesan tersembunyi di dalamnya, tetapi hendaknya kita
yang pernah tidur ini jangan sampai mengarang mimpi yang menurut pandangan Alkitab sebagai mimpi dusta.
Daftar
Bacaan
Aminudin,
Tiga Macam Mimpi dan Artinya menurut orang Jawa, dalam Google https://palembang.tribunnews.com/2016/03/16/tiga-macam-mimpi-dan-artinya-menurut-orang-jawa,
diakses pada 21 September 2021 Pukul 11.00 WIB
Anonim,
Mimpi dalam Alkitab, dalam Google http://werua.blogspot.com/2019/09/mimpi-dalam-alkitab.html
diakses pada 21 September 2021 Pukul 12.50 WIB
Jim
W. Goll, The Seer Sang Peliha, Jogjakarta: Andi, 2006
Lembaga
Biblika Indonesia, Alkitab, 2001
Yongki Karman, Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009
Artikel yang sangat menarik. Baru tahu kalau mimpi itu ada filosofi budayanya
BalasHapusBisa lebih didalami lagi dari perspektif budayanya pak. Ini cuma kulit arinya saja. Tks
HapusKeren Pak.
BalasHapusThank U ...
Hapus