Kuat menghadapi Masalah dan Tantangan

Hidup di dunia ini penuh dengan tantangan bahkan rintangan-rintangan yang kadang terasa seperti di luar kemampuan kita untuk menghadapinya. Namun sesungguhnya hal itu yang membuat kehidupan menjadi sangat indah dan bermakna. Jika anda merasa bahwa anda memiliki banyak tantangan, masalah dan rintangan jangan bersedih, karena anda tidak sendiri.

Dalam masyarakat Nias dikenal pepatah yang mengatakan lö tanö si lö aukhu sino, yang artinya tidak ada daratan yang tidak diterpa terik matahari. Hal itu mengisyaratkan bahwa siapapun dan dimanapun anda berada selalu ada masalah dan tantangan yang menghampiri anda. Maka jika demikian, masihkan anda melarikan diri terhadap masalah dan tantangan hidup anda? Jangan! Cara terbaik menghadapi masalah dan tantangan adalah menghadapi masalah dan tantangan itu sampai anda keluar sebagai pemenang. Meskipun ada peluang bahwa anda akan gagal, tetapi sekurang-kurangnya anda gagal sebagai seorang kesatria yang bisa menepuk dada dengan bangga. Bukan bangga karena gagal, tetapi bangga karena anda bukanlah seorang pengecut. Dan jika rasa bangga itu ada, kemungkinan besar anda akan menghadapi masalah dan tantangan itu dengan pendekatan yang berbeda, sehingga pada akhirnya andalah sang pemenang.

Sesungguhnya yang dianggap masalah bukannlah sebuah masalah, melainkan merupakan sarana atau alat-alat untuk mengasah seseorang agar bisa mencapai potensi dirinya yang maksimal. Makanya memang setiap orang hendaknya tidak melarikan diri terhadap masalah yang datang. Karena setiap masalah yang anda lalui, membuat hidup kita naik satu tingkat.

Seorang penulis dan motivator hebat bernama Kevin Wu mengatakan dalam bukunya yang berjudul Everything is Possible, “tanpa angin yang kencang tiada layang-layang yang akan terbang tinggi”. Apa yang hendak dikatakan Kevin Wu dengan ini bahwa semakin besar masalah dan tantangan yang anda hadapi, maka semakin tinggilah kenaikan tingkat anda dalam kehidupan. Anda akan menerima banyak pelajaran tentang kehidupan.

Lagi dikisahkan seorang anak berkulit hitam, lahir di daerah kumuh Brooklyn, New York. Ia melewati kehidupannya dalam lingkungan miskin dan penuh dengan diskriminasi. Suatu hari ayahnya memberikan sehelai pakaian bekas kepadanya. “Menurutmu, berapa nilai pakaian ini?” tanya ayahnya. Ia menjawab, “Mungkin 1 dollar”. “Bisakah dijual seharga 2 dollar? Jika berhasil, berarti engkau telah membantu ayah dan ibumu,” ujar ayahnya.

“Saya akan mencobanya,” tanggap sang anak. Lalu dia membawa pakaian itu ke stasiun kereta bawah tanah dan menjual selama lebih dari enam jam, akhirnya ia berhasil menjual 2 dollar dan berlari pulang.

Kemudian, ayahnya kembali menyerahkan sepotong pakaian bekas kepadanya, Coba sekarang kau jual seharga 20 dollar? Bagaimana mungkin? Pakaian ini paling hanya 2 dollar,” sahutnya kepada sang ayah. Tetapi ayahnya berkata, “Mengapa engkau tidak mencobanya dulu?” Akhirnya, ia mendapatkan ide. Ia meminta bantuan sepupunya untuk menggambarkan seekor Donald Duck yang lucu dan seekor Mickey Mouse yang nakal pada pakaian itu. Ia lalu menjualnya di sekolah anak orang kaya, dan terjual 25 dollar.

Ayahnya kembali memberikan selembar pakaian bekas kepadanya, “Apakah engkau mampu menjualnya dengan harga 200 dollar? Kali ini ia menerima tanpa keraguan sedikit pun. Kebetulan aktris film populer “Charlie Angels”, Farrah Fawcett berada di New York, sehabis konferensi pers, ia pun menerobos penjagaan pihak keamanan dan meminta Farrah Fawcett membubuhkan tanda tangan di pakaian bekasnya. Kemudian terjual 1500 dollar.

Malamnya, ayahnya bertanya, “Anakku, dari pengalaman menjual tiga helai pakaian ini, apa yang engkau pahami?” Ia menjawab “Selama kita mau berpikir pasti ada caranya.” Ayahnya menggelengkan kepala, “Engkau tidak salah, tapi bukan itu maksud ayah, ayah hanya ingin memberitahukanmu bahwa sehelai pakaian bekas yang bernilai satu dolar saja bisa ditingkatkan nilainya. Apalagi kita sebagai manusia? Mungkin kita berkulit gelap dan miskin, tapi apa bedanya?” ujar sang ayah. Sejak itu, ia belajar dengan lebih giat dan menjalani latihan lebih keras, dua puluh tahun kemudian, namanya terkenal di seluruh dunia. Itulah kisah Michael Jordan yang terkenal menjadi lengenda pemain basket NBA.

Jadi apakah anda masih menghindari pelajaran yang anda anggap sulit? Atau malah anda membuat komitmen dalam diri anda bahwa anda harus memenangi tantangan ini dan mencoba melakukannya dengan cara yang berbeda? Semua kembali kepada anda.

0 komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar atau pertanyaan Anda disini