SIKAP LITURGI MEMASUKI GEREJA

Berlutut

Sikap berlutut biasanya dilakukan umat sesaat sebelum duduk di bangku yang diinginkan, sebelum perayaan Ekaristi dimulai. Berlutut adalah tanda penghormatan dan kerendahan hati di hadapan Allah. Ini melambangkan pengakuan umat beriman akan keagungan Allah dan kerendahan diri manusia sebagai ciptaan-Nya.

Caranya adalah dengan menekuk salah satu kaki hingga lutut menyentuh lantai dan badan mengarah di altar sebagai pusat dengan kepala tertunduk. Sikap ini harus dilakukan dengan niat tulus sebagai ekspresi penghormatan, bukan hanya formalitas dan tidak dilakukan terburu-buru. Sikap ini perlu diiringi oleh doa dalam hati dengan menyadari kelemahan dan kerapuhan manusiawi kita.

Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) 2558-2565 - Pengantar Bagian IV tentang Doa, dikatakan bahwa doa adalah pengangkatan hati kepada Allah. Sikap tubuh, seperti berlutut, adalah salah satu cara untuk mengekspresikan doa dan penghormatan secara lahiriah.

Doa Pribadi

Sesudah berlutut dan duduk di bangku yang dipilih, umat beriman melakukan doa pribadi sebelum perayaan dimulai. Tujuannya untuk menyerahkan segala kekhawatiran, dosa, dan harapan kepada Allah sekaligus memohon bantuan Roh Kudus untuk dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan penuh makna dan menerima Sakramen dengan layak.

Doa pribadi tersebut dapat juga berupa pujian dan syukur atas segala rahmat yang telah diterima selama satu pekan, mengungkapkan penyesalan dan tobat atas dosa-dosa pribadi serta menyampaikan harapan-harapan dan permohonan kepada Tuhan sang pemilik kehidupan.

Menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1098, dikatakan, “Perlu adanya disposisi batin yang baik untuk menerima rahmat-liturgi. Untuk mencapai sikap ini, adalah penting mempersiapkan hati pribadi, mengambil bagian dalam semangat liturgi, dan juga membuka hati kepada rahmat ilahi."

Secara singkat dan sederhana dapat dikatakan bahwa doa pribadi sebelum Perayaan Ekaristi membantu umat beriman untuk memasuki misteri liturgi dengan sikap batin yang layak.

Sebagai simpulan dapat dikatakan bahwa sikap berlutut dan doa pribadi sebelum Perayaan Ekaristi adalah cara umat beriman Katolik mempersiapkan diri secara lahir dan batin untuk berjumpa dengan Tuhan dalam liturgi. Melalui sikap ini, umat menempatkan diri dalam suasana doa, penuh hormat, dan kesadaran akan kehadiran Kristus, sehingga dapat mengikuti perayaan Ekaristi dengan sepenuh hati dan layak.

[Katekismus Gereja Katolik adalah buku pedoman yang memuat tentang pelaksanakan kegiatan katekese. Buku tersebut berisi ajaran-ajaran Gereja, termasuk mengenai teologi dan prinsip pastoral.

Secara etimologis Katekismus berasal dari bahasa Yunani “chatechesis” yang berarti mengajar atau “chatechismos” yang berarti pengajaran. Sedangkan secara istilah, Katekismus adalah buku yang menerangkan tentang ajaran agama dan keimanan Kristiani.]

0 komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar atau pertanyaan Anda disini