... di antara mereka ...

Mereka tidak perlu engkau ajari dengan ilmu yang engkau miliki, tetapi dampingilah mereka untuk menjadi apa yang mereka inginkan.

Walking together

Takdir menuntun kita ke jalan berliku dan membawa kita ke tempat yang asing. Yang perlu kau lakukan adalah mengenalinya. Zaman kompetisi sudah berlalu, kini eranya kolaborasi

Poker Face

Jangan pernah memberikan kepuasan kepada orang lain dengan membiarkan mereka mengetahui bahwa mereka telah berhasil melukai anda!

Long life Education

Nemo dat quod non habet - Tidak ada seorang pun dapat memberikan apa yang ia sendiri tidak miliki. So ... belajarlah sampai akhir!

Two in One

Dialog dan komunikasi yang baik akan membawa kita pada sebuah tujuan yang dicitakan.

Family is the core of life

Keluarga adalah harta yang paling berharga. Pergilah sejauh mungkin, namun pulanglah untuk keluarga!

The most wonderful and greatest gift

Anak-anakmu adalah anugerah terindah dan terbesar dalam hidupmu, tetapi mereka bukanlah milikmu!

The nice of brotherhood

Saudaramu adalah orang selalu siap melindungimu, meskipun baru saja engkau ingin memakannya. Satu alasan: karena engkaulah saudaranya.

Happiness is Simple

Bahagia itu sederhana: Pergilah bersamanya, nikmati alam dan pulanglah dalam sukacita!

Sendiri itu perlu

Sesekali ambil waktumu untuk diri sendiri: lihatlah ke kedalaman dan engkau tahu betapa banyak keburukanmu!

MERDEKAKU MASIH DALAM PERJALANAN


bagaimana aku memaklumkan arti kebebasan

bila aku berdoa saja dilarang

jika ibadahku dibubarkan

demi dan atas nama kata mayoritas

 

bagaimana aku memekikkan kata merdeka

jika nyanyian perutku

lebih merdu dan nyaring didengarkan

dibanding dendang genderang lagu kebangsaan

 

bagaimana aku meneriakkan makna kejayaan

jika pestamu bukanlah pestaku

andai merdekamu bukan merdekaku

merdekalah saja

merdekalah

karena merdekaku

masih sedang dalam perjalanan 

IMAM MENCIUM ALTAR

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, salah satu gerakan liturgis yang sering kita lihat namun mungkin belum kita pahami maknanya secara mendalam, yaitu “Imam mencium altar.” Setelah prosesi masuk dan sesudah imam serta para pelayan liturgi sampai di altar, imam mencium altar dengan penuh hormat. Kali ini kita hendak melihat makna dari gerak liturgis ini.

Gereja, dalam Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) No. 49 menyatakan: "Ketika telah sampai di altar, imam bersama dengan para pelayan membungkuk hormat kepada altar, sebagai tanda penghormatan kepada Kristus; setelah itu, sebagai tanda penghormatan, imam mencium altar..."

Demikian juga dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK), altar dijelaskan sebagai: “Kristus sendiri hadir dalam altar sebagai Imam dan kurban persembahan” (KGK 1383).

Dengan demikian, ketika imam mencium altar, Imam sebenarnya mencium Kristus sendiri, yang hadir secara simbolik dan nyata melalui altar, tempat kurban Ekaristi akan dipersembahkan.

Ada tiga makna utama dari tindakan mencium altar:

  • Penghormatan kepada Kristus. Altar adalah lambang Kristus sendiri, Sang Batu Penjuru (lih. 1 Kor 10:4). Dengan menciumnya, imam menyatakan kasih dan hormat kepada Tuhan yang akan segera hadir dalam Ekaristi.
  • Penghormatan terhadap para martir atau santo-santa. Dalam tradisi kuno Gereja, altar dibangun di atas makam para martir. Hingga kini, dalam setiap altar tetap diletakkan relikui santo-santa. Maka, ciuman imam juga merupakan penghormatan kepada para kudus yang telah menyerahkan hidupnya demi Kristus.
  • Ungkapan kasih dan kesatuan. Ciuman adalah tanda kasih. Imam mencium altar sebagai lambang kasihnya kepada Allah dan kepada umat yang akan dia layani dalam perayaan kudus ini.

Walaupun hanya imam yang melakukan tindakan ini, kita sebagai umat beriman diajak untuk ikut masuk dalam makna spiritualnya. Maka kita semua tanpa terkecuali untuk:

  • menghormati altar sebagai tempat kudus, bukan sebagai benda biasa (dengan tidak ribut di sekitar altar, membelakangi altar demi foto, video dan konten FB Pro)
  • menyadari bahwa Perayaan Ekaristi adalah perjumpaan penuh kasih dengan Kristus yang hidup
  • meneladani para martir dan kudus yang hidupnya dipersembahkan bagi Tuhan.

Maka, ketika nanti kita melihat imam mencium altar, marilah kita mengangkat hati kita dalam doa dan berkata bisa mengatakan dalam hati: “Tuhan, Engkaulah altar hidupku. Aku mempersembahkan seluruh hidupku kepada-Mu.”

Semoga Perayaan Ekaristi yang kita ikuti membawa kita pada pengalaman iman yang lebih hidup dan menyentuh.

Terima kasih. Tuhan memberkati.