TANDA SALIB

Tanda salib bukan sekadar simbol atau kebiasaan; ini adalah doa singkat yang memiliki kekuatan besar. Santo Thomas Aquinas menyebut tanda salib sebagai “pengakuan akan iman yang menyelamatkan,” yang mengingatkan kita pada misteri sengsara dan kebangkitan Kristus. Tanda salib juga membawa berkat, perlindungan, dan penguatan bagi yang mengimaninya (Katekismus Gereja Katolik - KGK 2157)

Tanda salib dibuat menggunakan tangan kanan yang terbuka, menyentuhkan ujung jari pada dahi sambil megucapkan dalam nama Bapa, kemudian pada dada dengan mengucapkan dan Putera, kemudian pada bahu kiri, dan akhirnya pada bahu kanan sambil mengucapkan Roh Kudus.

Lima jari yang terbuka dapat dimaknai sebagai tanda dari lima luka Kristus (dua di tangan, dua di kaki dan satu di lambung).

Gereja Timur mempunyai cara sendiri dalam membuat tanda salib. Mereka memadukan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah pada ujung-ujungnya, melambangkan Tritunggal Mahakudus. Kedua jari yang lain dilipat dan keduanya menempel pada telapak tangan, dan melambangkan kesatuan kodrat insani dan kodrat ilahi Yesus.

Makna dan penghayatan tanda salib

Membuat tanda salib bukan hanya gerakan fisik, tetapi juga doa yang mengandung makna iman yang dalam. Tanda salib dihayati sebagai berikut:

o  “Dalam nama Bapa…”

Saat meletakkan tangan di dahi, kita mengakui bahwa Allah Bapa adalah Pencipta dan Pemelihara kita. Dalam pikiran, kita berdoa agar Allah membimbing cara berpikir kita sesuai dengan kehendak-Nya.

o  “…dan Putra…”

Ketika menurunkan tangan ke dada, kita mengenang Yesus Kristus, Putra Allah, yang datang ke dunia sebagai manusia dan wafat di kayu salib untuk menyelamatkan kita. Ini adalah tanda iman akan kasih pengorbanan Kristus, yang mengosongkan diri-Nya demi menebus manusia. Dengan ini kita menempatkan kasih Kristus di hati kita dan meneladani-Nya dalam kasih dan kerendahan hati.

o  “…dan Roh Kudus…”

Saat tangan menyentuh bahu kiri dan kemudian bahu kanan, kita mengakui kehadiran Roh Kudus yang menguduskan, menguatkan, dan membimbing kita. Roh Kudus adalah sumber kekuatan yang memampukan kita untuk hidup seturut ajaran Kristus dalam seluruh karya kita. Gerakan tangan ke arah kiri, ke hati kita tempat Roh Kudus tinggal, selanjutnya ke kanan sebagai tanda bahwa kasih yang membebaskan dari Allah merangkul seluruh dunia dan tidak melewatkan apa pun dan siapa pun.

o  “Amin.”

Kata “Amin” berarti “jadilah demikian” atau “saya percaya.” Ini adalah pengakuan dan penegasan dari iman kita kepada Tritunggal Mahakudus: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dengan mengucapkan “Amin,” kita menyatakan bahwa kita mempercayai dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah Tritunggal dan berkomitmen untuk hidup sebagai anak-anak Allah.

Santo Yohanes Maria Vianney (1786-1859), seorang Pastor dari Ars, mengatakan, “Sebelum kalian mulai bekerja, saudara-saudara, janganlah lupa membuat tanda salib. Janganlah tiru orang-orang yang tidak beragama dan tidak mau membuatnya karena berada di tengah-tengah masyarakat. Dengan melakukannya kalian akan bahagia, sebab berkat dari surga akan turun atas kalian dan atas apa yang kalian lakukan.

0 komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar atau pertanyaan Anda disini