Tulisan
ini tidak bermaksud untuk mengurai detail seluk beluk dan liku-liku karakter
dan kualitas pribadi setiap orang, hanya berfokus pada salah satu tools
untuk menguji karakter dan kualitas seseorang berdasarkan peristiwa dan pengalaman
hidup.
Dalam
berbagai kesempatan berbicara bapak Basuki Thahaya Purnama, atau yang akrab
dipanggil Ahok, selalu menegaskan kembali apa yang pernah diucapkan oleh
Abraham Lincoln, presiden Amerika Serikat ke-16, bahwa untuk menguji karakter
seseorang berilah dia kekuasaan. Perhatikan bagaimana ia menggunakan kekuasaan
itu. Apakah ia menggunakannya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya atau menggunakan
kesempatan itu untuk menyerang dan menjatuhkan pihak lain? Atau sungguh-sungguh
menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk menyejahterakan orang lain dan berusaha
menegakkan keadilah dan memeratakan kemakmuran?
Sejarah
telah mencatat bahwa ada banyak pemimpin yang memegang kendali kekuasaan yang
kemudian dibenci dan dicaci maki oleh yang sebelumnya mendukung dan membantunya
untuk mendapatkan kekuasaan itu. Tetapi tidak sedikit juga orang yang sangat dicintai
oleh orang-orang yang dipimpinnya karena mereka menggunakan kekuasaan yang
mereka miliki untuk kebaikan dan kesejahteraan orang lain. Walaupun harus
diakui masih banyak faktor lain yang membuat sesorang dicintai atau dibenci. Bagi
para orang yang berhati busuk akan selalu membenci pemimpin atau penguasa yang
menggunakan kekuasaannya untuk menghapus kejahatan dan kebusukan. Salah satu
contohnya bagaimana bapak Joko Widodo dibenci oleh banyak kelompok yang punya
agenda-agenda busuk, meskipun beliau telah memberikan dan melakukan yang
terbaik untuk bangsa ini, atau bapak Basuki Thahaya Purnama yang dibenci karena
beliau tidak pernah diam melihat kebusukan dan ketidakadilan yang terjadi.
Tentu
yang menjadi pertanyaan mendasarnya adalah mengapa orang yang dulunya baik
tiba-tiba menjadi tidak baik dan seperti lupa daratan ketika sudah memegang
kekuasaan? Jawabannya tidak lain karena karakter dan kualitas pribadinya memang
tidak baik atau belum baik. Dia mungkin baik hanya sekedar berpura-pura baik dan
bersembunyi dalam topeng kemunafikan dan sangat berusaha menutupi agar sifat
aslinya tidak diketahui oleh orang lain karena memiliki target dan tujuan tertentu.
Oleh karena itu tepatlah ungkapan don’t judge the book by the cover.
Untuk
menyingkapkan cover itu satu tools yang paling istimewa yang bisa digunakan
adalah UANG. Tools ini sudah terbukti ampuh untuk mengetes dan membongkar isi
terdalam setiap manusia. Uang akan membuat manusia menunjukkan keasliannya yang
berusaha selalu disembunyikan, tetapi dengan uang tanpa disadari keaslian manusia
bisa nampak. Bagaimana itu bisa terjadi?
- Jika ingin mengetahui akhlak seseorang cobalah berurusan dengannya dalam hal uang
- Jika mau tahu kejujuran seseorang coba percayakan dia untuk mengelola uang
- Jika hendak mengetahui komitmen seseorang cobalah pinjamkan dia uang apakah ia akan mengembalikan tepat pada waktu yang dijanjikannya
- Jika ingin mengetahui kebaikan hati seseorang coba untuk meminta bantuan uang kepadanya
- Jika mau mengetahui harga diri seseorang dengan sering membawanya makan bareng, dan lihatlah inisiatifnya untuk membayar
- Jika ingin mengetahui kezaliman seseorang coba berkerja padanya, dan lihatlah bagaimana ia memberimu upah
- Jika kamu …. cobalah dengan …. uang!
Semoga
kita mendapati sahabat, teman dan orang-orang terdekat kita sebagai orang-orang
terbaik yang karakter dan kualitas pribadinya sungguh baik!
Salam Guru Kampung
0 komentar:
Posting Komentar
Tuliskan komentar atau pertanyaan Anda disini